Pages

Senin, 23 Mei 2016

Manusia dan Keindahan (Resume)

A.   Keindahan
Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
a. Apakah Keindahan Itu
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
  • Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
  • keindahan seni
  • keindahan alam
  • keindahan moral
  • keindahan intelektual
  • Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
  • Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
b. Nilai Estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut : ”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
c. Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
d.Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan?
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah , alam ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar , tidak berlebihan tidak pula kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Tujuan nya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut alas an dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
  1. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagi hambatan yang merugikan danmengorbankan nilai-nilai kemanusiaan misalnya kawin paksa, pingitan , derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki.
  1. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat.
  1. Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah factor manusia itu sendiri.Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa , serakah , tidak berhati hati dan sebagainya.
  1. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan.Manusia hanya dapat meniru keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan , tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
e. Keindahan Menurut Pandangan Romantik
Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bias pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, dapat menggunakan kata-kata penyair romantic John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam endymion dia berkata :
A thing of beauty is a joy forever
Its loveliness isreases; it will never pass into nothingness
Bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekan nya bertambah dan tidak pernah berlaku ketiadaan
B. Renungan
Renungan berasal dari kata renung : artinya diam diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Terori teori itu ialah : teori pengungkapan , teori metafisik dan teori psikologik.
a) Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah bahwa “Art is an expression of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
b) Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua , yakni berasal dari plato yang karya-karya tulisan nya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni.
c) Teori Psikologis
Sebuah teori yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambngkan disebu ticonic sign (tanda serupa).
C. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.
a) Teori Obyektif dan Teori Subyektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan , bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Pendukung teori obyektif adalah Plato , Hegel dan Bernard bocanquat sedang pendukung teori subyektif ialah Henry home , Earlof shaffesbury , Edmund burke. Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan terlepas dari orang yag mengamatinya.
Teori subyektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada , yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.
b) Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda. Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda yang disebut indah telah dijawab oleh bangsa yunani kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di eropa. Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa yunani kuno dulu dipahami pula dalam arti yang leih terbatas, yakni seara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama abad 22. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran –aliran termasuk dalam seni.

0 komentar:

Posting Komentar