. Secara besar, tanggapan dan perilaku masyarakat dalam menghadapi era modernisasi dan globalisasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Sikap positif
Setelah kita dapat menerima modernisasi dan globalisasi maka jangan lupa untuk menyaringnya dengan kata lain semua informasi yang kita dapat harus dicerna terlebih dahulu jangan langsung menerima dengan polosnya. Kemudian kita juga harus menyesuaikan diri terhadap modernisasi yang ada apakah itu akan membawa hal-hal positif bagi kita atau membawa hal-hal negatif.
Yang terakhir adalah jangan lupa untuk tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli karena jika ini hilang maka jati diri kita akan hilang juga. Semaju apapun negara kita jangan sampai melupakan budaya-budaya yang ada pada diri kita khususnya budaya negara indonesia itu sendiri. Jangan sampai kita terbawa arus modernisasi dan ikut budaya orang dan melupakan budaya kita sendiri.
- Sikap negatif
Kemudian aja sifat acuh tak acuh sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
Yang terakhir adalah kebanyakan dari orang-orang itu tidak memfilter atau menyaring dari informasi yang didapat. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kita.. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.
Dapat disimpulkan bahwa Indonesia sekarang ini masih belum siap mengahadapi era modernisasi karena kebanyakan masyarakat Indonesia itu menerima era globalisasi dan modernisasi ini tanpa penyaringan atau langsung menerima saja yang pada akhirnya negara kita ini kehilangan jatidirinya dan kebanyakan juga para remaja lebih menyukai budaya luar yang masih bisa dibilang “baru” di bandingkan dengan budaya negara kita sendiri yang terbilang kuno. Contoh lainnya mengapa modernisasi masih belum bisa diterima di masyarakat adalah adanya ojek online dll yang notabenenya menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi ojek komersial. Padahal jika di tinjau lebih jauh lagi bahwa dengan adanya ojek online itu dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan peluang untuk hidup lebih sejahtera lagi.
Postingan ini untuk memenuhi tugas Softskill Ilmu Budaya Dasar.
0 komentar:
Posting Komentar