2.1.a. Sejarah TV Digital dan
Analog
Sejarah
televisi di mulai dengan pemikiran orang-orang yang ingin mendapatkan sesuatu
hiburan dan tidak langsung jadi seperti sekarang banyak kendala dan tidak
mudah. Namun seiring berjalnya waktu televisi pun dapat dibuat diawali dengan
membuat bodi, komponen, dan programnya. pada awal tahun 1876 semua penemu
membuat televisi karena berpikiran hal yang sama dan satu tujuan. dari dulu
hingga sekarang televisi dimulai dari warna hitam putih sampai berwarna dan
dari bentuk pun dari cembung atau tabung sampai led atau tipis dengan kemampuan
ultraHD. Namun televisi mempunyai 2 jenis yaitu televisi digital dan analog.
Televisi digital dimulai pada tahun 1988. Saat itu, masyarakat menyadari
ada kendala yang tidak dapat ditembus, untuk terus meningkatkan mutu gambar
siaran televisi jika tetap menggunakan standar analog. Pesawat televisi analog
yang pada prinsipnya tidak dapat menangkap siaran digital karena analog
tergantung dari frekuensi dan orang-orang lebih mau menggunakan pemancar
digital. Dalam hal siaran TV digital menggunakan sistem digital, secara teknik
pita spektrum frekuensi audio yang digunakan untuk televisi analog dapat
digunakan untuk TV digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik
VHF atau UHF. Untuk menjangkau pelanggan TV yang bergerak bahkan saat dalam
kereta yang berkecepatan tinggi dengan menggunakan teknik OFDM dapat membagi
aliran informasi TV digital.
2.1.b.
Perbedaan Penerimaan Sinyal Digital dan Analog
Pada TV
Analog, untuk mendapatkan siaran televisi digunakan alat penangkap sinyal yang
disebut antena. Pada siaran televisi analog, semakin jauh letak antena dari
stasiun pemancar televisi, sinyal yang diterima akan melemah dan mengakibatkan
gambar yang diterima oleh pesawat televisi menjadi buruk dan berbayang.
Sedangkan
pada TV Digital, proses penerimaan sinyal gambar, suara, dan data yaitu
menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi. Modulasi itu sendiri
adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu
sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi
(biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang
pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Peralatan
untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk
memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi)
disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut
disebut modem.
2.1.c. Perbedaan
Produksi Antara TV Digital dan Analog
Perangkat TV
Analog menggunakan tabung katoda sebagai display, sementara TV Digital
menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV
Analog cenderung lebih besar dan tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV
Analog juga mengonsumsi daya yang lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital.
Resolusi
perangkat TV Digital bisa diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau
bahkan di 780p atau 1080i / p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD
memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar
pada layar. TV Analog menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk
mengimplementasikan HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal
bandwidth yang terlalu besar sehingga tidak mungkin diterapkan.
Dalam
produksinya, TV Analog biasanya terbatas pada ukuran di bawah 30 inci karena
membuat ukuran layar lebih besar menimbulkan tantangan yang lebih besar tanpa
keuntungan nyata dalam kualitas gambar. Sementara TV Digital telah berkembang
hingga dapat memiliki layar dengan ukuran lebih dari 50 inci.
0 komentar:
Posting Komentar